Bola Mata Menggelinding

Aku membayangkan bola mata menggelinding bersama cipratan merah pertarungan berdarah. Erang kesakitan dan amarahnya bisa kurasakan meski tak melihatnya secara langsung. Bayangan itu nampak, terlihat jelas pada tatapan matanya yang kini tinggal sebelah. Aku tak berani lama-lama bersitatap.

Aku tidak tau perasaannya sekarang. Sorot matanya tak menunjukkan penyesalan atau amarah lagi. Mungkin telah reda, telah puas, lelah, atau barangkali hanya lapar dan kedinginan. Cuaca juga tengah mendung. Beberapa hari ini selalu hujan. Di sebagian daerah sampai banjir bandang.

Aku hanya tetap berjalan dengan perasaan dan bayang bayang soal bola mata itu. Yang dibiarkan merah bekasnya, tak ditutup atau diobati. Yang dibiarkan mengering sendiri oleh waktu. Aku memang bukan pencinta kucing, tapi kasihan juga melihatnya begitu. Kucing jalanan yang malang.