Mencoba

Januari 05, 2024
pria di ujung tebing

Jika kau boleh mencoba apa saja di dunia, kau mau coba apa?

Apakah itu makanan?

Ataukah pakaian?

Apa? Kesuksesan? Menarik.

Bukan kegagalan?

Mereka bilang kegagalan membuatmu kuat,

berdiri tegak meski cobaan berat.

Kalau kau sudah mencoba kegagalan,

kau mungkin takkan terkalahkan.

Ah, kau tidak tertarik?

Baiklah.

A-aku? Maksudmu … bagaimana jika aku?

Jika boleh mencoba, mungkin aku ingin mati.

Jangan terkejut, a-aku jadi merasa bersalah.

Lanjutkan? Ba-baiklah.

Aku rasa,

mati adalah satu-satunya di dunia,

yang tidak bisa dicoba-coba.

Sekali mati, ya sudah.

Tidak perlu menanyakan keyakinanku apa.

Tidak perlu menanyakan agama atau suku bangsa.

Sungguh tidak perlu.

Karena setelah mati,

sudah berakhir kehidupanmu saat ini.

Meski nantinya dibangkitkan lagi,

itu soal lain, dan

mungkin kepercayaan lain bagi orang lain.

Mati adalah jalan buntu, tak ada jalannya lagi.

Mungkin seperti ujung dunia, jika memang ada.

Kau tidak tau apa yang ada di ujung sana.

Namun mati berbeda dengan apakah itu ada atau tidak seperti ujung dunia.

Atau seperti belahan bumi selatan yang jauh lebih besar dari utara.

Atau seperti keinginanku mencoba kematian.

Mati ada dan menjadi sesuatu yang pasti bagi yang hidup.

Entahlah.

Kau yang mengajakku mengandai apa saja.

Jika mati memang bisa dicoba,

apa kau mau mencobanya?

Mencoba mati … bukankah terasa menegangkan?


Semarang, 5 Januari 2024

Salam,

Yayan Deka.