Jika hatiku selembar tisu

Desember 07, 2023
kotak tisu

Jika hatiku selembar tisu yang kau ambil dari tumpukan lainnya, dan dengan kebetulan aku berada di lapisan teratas saat kau membutuhkannya, entah aku akan senang atau malah mengutuki kenyataan.

Seperti tisu pada umumnya, kau gunakan itu untuk membersihkan kotoran yang mengganggu.

Aku rasa, aku telah berjasa. Kau jelas sangat membutuhkanku. Mengusapkan lembaran hatiku ini di bibirmu. Bagaimana tidak aku terbawa perasaan? Kau langsung menyentuh hatiku.

Kau menyentuhkan ujung-ujung jarimu, mengusap pelan. Hatiku masih sangat jelas mengingat sentuhan lembut tanganmu.

Belum selesai, kau melipatnya, mencari permukaan yang masih belum digunakan. Entah kenapa, perasaanku jadi seperti ikut terlipat.

Intuisiku mengatakan bahwa akan ada badai. Badai lokal untuk hatiku yang setipis itu. Namun ternyata aku salah. Itu bukan badai. Karena sebentar kemudian, kau telah membuangku.

Aku tidak sadar karena rasanya begitu cepat. Tiba-tiba saja aku telah menggumpal menjadi seonggok tisu yang meringkuk di antara sampah makanan sisa yang tak kau habiskan.

Tiba-tiba saja aku jadi lupa sedang melakukan dan memikirkan apa.

Entah mengapa, kepalaku mengatakan kalau hatiku telah remuk dan kehilangan perasaan.

Jika hatiku selembar tisu, maka kisah ini akan menjadi aku yang kehilangan hati berkali-kali.

Namun jika hatiku selembar tisu, aku lebih suka begitu. Daripada harus hancur sendiri karena kehabisan waktu. Menjadi rapuh, lalu lebur menjadi debu tanpa sempat mengenalmu.

Semarang, 14 Desember 2023

Yayan Deka