Tetes hujan jatuh karena awan tak lagi kuat menahan air di dalamnya. Apakah perasaanku juga akan jatuh saat hati tak lagi kuat menahan kenangan di dalamnya?
Comulunimbus yang menjatuhkan bulir-bulir air
dan hatiku yang melupakan kenangan-kenangan silam.
Milyaran butir air hanyut bersama selaksa perasaan.
Gelagar petir dan kilatan terang menjadi melodi,
mengantar kepergian sekaligus pelepasan kedewasaan.
Mengalir melalui selokan,
sungai-sungai,
melalui perjalanan panjang.
Berenang dengan ikan-ikan,
dengan kecebong berkaki,
dengan botol minuman,
dengan keping-keping diriku,
dan dengan segala pertanyaan.
Dari muara ke muara lainnya,
dari kepala sampai ke rasa,
dari hati sampai ke logika,
ke laut pada akhirnya.
Meleburkan perasaanku dengan air asin.
Entah bulir yang mana.
Entah perasaan yang apa.
Entah dibiarkan mengembara,
atau dibiarkan sesat di lautan.
Semarang, 15 Mei 2024
Yayan Deka