Pernahkah kau merasa ingin menghilang dari dunia? 

April 05, 2023
orang di tengah gurun

Dunia terasa begitu besar untuk orang sepertiku. Rasanya ingin berhenti sejenak dari kehidupan di dunia. Menghilang entah ke mana. Adakah sedikit celah dunia untukku meringkuk dan menghilang dari segala urusan kehidupan?

Kalau begitu, mati saja.

Tidak. Bukan mati. Bukan. Mati adalah akhir bagi yang hidup. Namun hilang, hilang hanya bisa dikatakan jika kau masih hidup. Tak bisa ditemukan di manapun kau mencari. Termasuk pikiran manusia atau perasaan di dalam hati. Apalagi kesibukan sehari-hari. Menghilang begitu saja. Tak ada yang mengingat kau siapa. Atau menanyakan kau sedang apa. Hanya ada kau sendiri saja.

Kau sudah membayangkan bagaimana rasanya?

Mungkin akan sunyi. Sendiri. Hanya ada isi kepala. Yang barangkali kau khawatirkan, tapi kau telah hilang, jadi tidak perlu kau pikirkan. Dan barangkali, kau akan gelisah, bagaimana jadinya saat kau kembali nanti, kau telah melewatkan dan kehilangan banyak hal?

Namun aku tetap ingin menghilang. Aku tak mau mengatakan berapa lama. Karena saat hilang, aku tak mau mengingat waktu yang ditinggalkan. Aku tak mau memikirkan pekerjaan. Aku tak mau memikirkan tagihan listrik, air, atau cicilan rumah. Aku tak mau memikirkan hal apapun apalagi orang lain. Aku hanya ingin menikmati kehilanganku sendiri. Rasa hilang yang mandiri. Atau lebih tepat disebut egois, barangkali. Terserah mau disebut apa, aku tak peduli.

Aku berpikir lagi. Kira-kira apa yang akan aku rasakan jika menghilang dalam waktu lama? Apakah aku akan lupa perlahan dengan segala hal? Barangkali aku akan mulai melupakan nama orang-orang. Mungkin wajahmu akan terasa asing di mataku. Mungkin kenangan buruk kita juga tidak akan tersisa untuk membuatku merasa sedih atau marah. Mungkin aku mulai lupa rasanya hidup. Rasanya menjalani kehidupan.

Apakah aku akan menjadi orang yang sama lagi?

Mungkin kau akan haru pada mulanya. Namun semakin lama, keasingan yang aku tunjukkan akan membuat orang-orang di sekitar miris dan meninggalkanku perlahan. Sibuk dengan kehidupan masing-masing. Menjadikan kehidupanku yang berantakan menjadi contoh yang tak boleh ditiru.

Apakah aku akan merindukan saat-saat aku menghilang? Barangkali, bersamaan dengan kembaliku, rasa hilang itu terbawa sampai ke kehidupan. Karena apa yang aku kenal dengan kehidupan ternyata bukanlah hal-hal yang sama lagi. Aku tak bisa mengingat dengan jelas, apa yang dulu membuatku merasakan ingin menghilang.

Pada akhirnya, aku mungkin akan menyadari bahwa kehidupan memang tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Menghilang bukanlah hal menyenangkan jika dilakukan dalam waktu lama. Menghilang hanya akan memangkas keadaan. Menambahkan keasingan sebagai pengganti waktu yang dilewatkan. Semakin lama, semakin padat keasingan yang akan dirasakan. Semakin asing, semakin aku membawa kekosongan yang akan aku rasakan dalam menjalani kehidupanku menyongsong kematian yang akan datang.

Dan di ujungnya, mungkin hanya akan tersisa rasa tua. Semua perasaan-perasaan terlewat masanya, tak lagi terasa asiknya.

Aku tak tau lagi. Mungkin aku akan lebih memilih untuk hilang lagi.

Hilang dan tak kembali lagi.

Menyingkat pertemuan dengan kematian. Menyudahi kehidupan yang ternyata begitu asing setelah ditinggal menghilang dalam waktu lama. Yang ternyata tak bisa lagi aku rasakan nikmatnya perasaan, keadaan, dan kejutan kehidupan. Hanya ada rasa asing, kosong, dan layu. Dunia terasa kelabu setelah keasingan panjang. Abu-abu gelap yang terus bertambah pekat. Aku tak mau membuatnya menjadi hitam pekat.

Lebih baik disudahi saja.

Salam,

Yayan Dwi Krisdiantoro

Bersama dengan lautan perasaan dan pikiran yang entah bagaimana rupanya. Membiarkan ombak menggerakkan jari untuk menuang kata demi kata yang tiba-tiba ada. Yang tiba-tiba saja, membuatku merasa sedikit asing. Apakah aku masih ingin hilang dari dunia untuk sekejap saja?

#ydkrisdiantoro