Cinta di dalam Film 

Maret 29, 2023
siluet orang menatap layar proyektor

“Kalau cinta itu semudah penggambaran dalam film, tentu kita tak mungkin melewatinya satu sama lain. Tiba-tiba ada perasaan yang muncul, kesempatan bertemu, pertengkaran, nyaman, cinta. Sayangnya, film hanya kisah rekayasa.”

Bukankah menonton film membuatmu menginginkan perasaan-perasaan yang digambarkan di dalamnya?

Apapun bentuknya, perasaan yang tergambar di film dijelaskan dengan alur yang membuatmu ikut terbawa perasaan. Saat itu, sebagian ruang hatimu menginginkan perasaan itu menjadi milikmu. Untuk mengisi ruang hatimu itu.

Perlahan, semakin seringnya kau menonton film dengan perasaan-perasaan yang digambarkan di dalamnya, kau semakin mengidam-idamkan hal itu. Tanpa sadar, ruang hatimu untuk perasaan itu telah habis terisi dengan ambisi. Gambaran-gambaran yang mungkin membuatmu tidak sadar dengan kenyataan.

Nyatanya, ambisi itu hampir tidak mungkin kau penuhi. Sejak kapan fiksi menjadi tumpang tindih dengan kenyataan?

Kau akan menyadari bahwa kenyataan lebih banyak hal-hal menyakitkan. Orang dengan banyak ekspektasi hanya akan kecewa lebih banyak lagi. Dan… jika harapanmu itu terpaku pada seseorang, barangkali selamanya kau akan kecewa. Sosok sempurna yang kau dambakan hanyalah apa yang telah kau bangun di ruang hatimu, dengan segunung harapan-harapanmu. Sementara di luar sana, tidak ada seorangpun yang tau apa isi hatimu. Karena selain memahami isi hati itu sulit, mereka punya isi hati mereka sendiri.

Cobalah …

Salinkan isi hatimu pada seseorang. Bukan sekadar mengatakan, tapi memberikan hal sama dengan yang kau rasakan. Barangkali, orang itu akan merasakan sesuatu sepertimu. Namun selama penyalinan, kau dilarang berekspektasi. Kau dilarang mendiktekan. Kau dilarang mengatakan secara gamblang. Karena perasaan itu tidak akan tepat sasaran jika hanya dikatakan.

Jika seandainya sudah kau lakukan, sudah kau usahakan sebisanya. Sampai pada kau yang terjebak dalam lelah. Dan perasaan itu belum sampai juga. Mungkin sudah saatnya untukmu menyerah.

Aku tidak akan mengatakan itu percuma. Namun perlahan waktu akan pergi meninggalkan selama kau memaksakan ambisi. Membawamu menjadi lebih tua tanpa kau sadari.

Kalaupun kau tidak lelah dan mungkin takkan pernah lelah dengan ambisimu, tidakkah kau ingat bahwa ada banyak perasaan di dunia yang bisa kau rasakan? Terpaku pada satu hanya akan membuatmu berhenti dalam suatu keadaan. Sementara waktu takkan peduli dan terus berjalan.

Aku rasa, menyerah bukan lagi hal yang menyeramkan. Dan merelakan adalah salah satu jalan.

Kau tanya aku?

Kalau aku… aku di sini. Aku mengosongkan ruang hati. Menghilangkan ambisi. Dan menunggumu untuk mengisi. Namuh karena itu, mungkin aku tak sadar saat kau datang. Saat itu, sadarkanlah aku. Bangunkan aku. Katakan padaku bahwa ruang hatiku harus mulai diisi. Dan kau sudah di dalamnya tanpa aku sadari. Membantumu untuk merias ruangan itu. Menata berbagai perasaan yang tergeletak. Ditinggalkan oleh logika dan sibuknya dunia.

Maukah kau melakukannya?

Salam,

Yayan Dwi Krisdiantoro

#ydkrisdiantoro