Aku tidak bermaksud begitu

April 05, 2023

Kau mencerap mataku sambil berkaca. Terlihat bercahaya di matamu, dengan senyum yang terasa dipaksakan dan pilu. Sebentar aku terpaku. Lalu kau pergi. Pergi begitu saja meninggalkanku.

Aku hanya diam.

Detik demi detik terasa begitu pelan. Langkahmu hanya aku pandangi lamat-lamat. Bibirku rasanya begitu kelu. Tanpa sadar, ada sebutir air menggelayut di pipi. Dan kau telah hilang dari pandangan.

Aku ditinggalkan. Sendirian.

Lututku terasa lemas. Pijakanku terasa goyah dan aku ambruk. Berdiri dengan lutut. Aku menatap pasir putih yang terlihat merah tembaga, terpapar cahaya senja. Angin yang terasa menampar-nampar wajah terasa sangat menyebalkan. Sekali lagi, aku ditinggalkan. Pun di tepi pantai. Di senja yang hanya sebentar. Momen yang samar-samar pernah aku rasakan.

Ternyata masih tetap begitu sakit rasanya.

Katanya, hanya orang bodoh yang kelewat bodohnya, yang akan mengulangi kesalahan yang sama. Namun aku tak bermaksud begitu. A-aku hanya… ah, tentu, aku memang bodoh.

Aku masih diam. Kali ini meringkuk lebih dalam. Aku mulai bertanya-tanya, “Kenapa ia membuatku merasakan perasaan yang sama yang pernah aku rasakan?”

“Bukankah aku pernah bercerita padanya?”

“Tidakkah ia sengaja menyakitiku begini?”

“Apakah ia telah begitu membenciku, sehingga mengakhirinya dengan hal yang paling menyesakkan bagiku?”

Bersamaan dengan begitu banyak pertanyaan yang memenuhi kepala, perasaanku mulai meluap. Cahaya senja yang meredup membuat suasana makin gelap. Pun hatiku yang ikut menghitam pekat.

Aku masih terdiam.

Bisikan angin begitu menyebalkan. Aku berlari ke arahnya. Berteriak sekencang-kencangnya. Namun ternyata, teriakanku perlahan tertahan. Mulutku tak bisa lagi bersuara. Lambungku terasa dingin. Hentakan ombak membuatku terombang-ambing. Mataku perih. Dan perlahan, aku kesulitan bernapas. Karena sudah begitu gelap, aku memejamkan mata. Dan entah sejak kapan, aku tak lagi mengingatnya. Rasanya, aku telah kehilangan tenaga. Hanya terasa dingin menyelimuti seluruh tubuhku. Dan aku membiarkan diriku lelap dan tenggelam. Menghilang ke dalam lautan.

Selamat tinggal.

Yayan Dwi Krisdiantoro

Bersama pertanyaan, bagaimana rasanya tenggelam di lautan saat kau merasa muak dengan kehidupan? Aku hanya membayangkannya, karena tak mungkin aku lakukan. Selamat malam.

#ydkrisdiantoro