Aplikasi Menulis yang Pernah Saya Coba Sendiri

September 09, 2020
Ilustrasi aplikasi smartphone
Ilustrasi aplikasi-aplikasi smartphone

Rasanya lama banget, ya, saya tidak menulis. Jujur bingung mau nulis apa di blog ini. Tapi, sebulan terakhir aku pantai traffic blog ini mulai naik dan cukup stabil tiap harinya. Alhasil, semangat saya untuk menulis juga ikut naik. Tidak bisa dipungkiri kalau seorang penulis menjadi bersemangat saat tulisannya banyak dibaca orang. Benar, kan?

Kali ini aku mau berbagi aplikasi menulis atau platform menulis. Jadi, tahu 'kan, aplikasi atau website yang bisa kita pakai untuk menulis? Ya itu maksud saya. Jujur kalau menulis di blog seperti saya ini, sangat sulit untuk mendapatkan pembaca. Karena persaingannya sangat ketat dengan website lain di mesin pencari. Namun akan berbeda hasilnya kalau kita menulis di platfor yang memang dikhususkan untuk menulis.


Jadi, apa saja platform/aplikasi menulis yang pernah saya pakai?

Sebagai rambu-rambu, saya hanya menuliskan platform yang pernah saya pakai, ya. Jadi urutannya tidak menentukan yang terbaik atau kepopuleran. Hanya urutan saya dalam menggunakannya saja.


Satu, MyWapBlog

Logo Mywapblog
Logo Mywapblog

Pernah dengar tidak? Ini adalah platform mobile blogging yang cukup populer dulu. Saya lupa tahun berapa tepatnya saya menggunakannya untuk pertama kali. Yang jelas, saya masih SMP saat mengenal dunia blogging. 

Saya masih menggunakan handphone/hp java. Bisa dibayangkan, ya. Namun dari sini juga saya mengenal HTML (Hypertext Markup Language) dan CSS, serta BBCode. Barangkali itu yang mendasari saya kenapa kuliah di jurusan Teknik Informatika. Wah, saya sendiri cukup syok mengungkapkannya. Iya, benar, saya baru sadar setelah menulis ini. 

Blog saya sangat sederhana, tampilannya saya buat sendiri dengan dasar HTML dan CSS yang saya bisa. Isinya juga random sekali. Kadang curhatan, kadang tips, kadang tutorial, bahkan pernah saya ikut lomba blog untuk pertama kali dan kalah tentunya. 

Namun sayang, kalau teman-teman mencari situs tersebut sekarang. Maka sudah tidak bisa ditemukan karena pada masanya, pemilik tiba-tiba menghentikan pengembangan. Banyak isu kalau mungkin dibeli oleh Google, tapi entahlah. Cukup sayang sebenarnya meninggalkan platform tersebut. Namun mau bagaimana lagi. Meski sempat diberi kesempatan untuk migrasi ke Blogger atau Wordpress, tapi saya memilih meninggalkannya hilang bersama MyWapBlog yang juga menghilang. 


Dua, Wattpad

Logo Wattpad
Logo Wattpad

Kayaknya teman-teman juga sudah tahu, ya. Benar, aplikasi ini adalah platform pertama yang saya gunakan sejak pertama kali belajar menulis fiksi. Garis bawahi, fiksi. Membuat saya mengenang ingatan masa lalu jadinya. 

Cerita pertama saya berjudul Mazydeen terbit di sini. Namun lama-lama judulnya berubah. Terakhir menjadi Spill The Beans. Namun kalau dicari sekarang, teman-teman tidak akan menmukannya di Wattpad karena sudah saya unpublish. Alasannya akan saya ceritakan nanti.

Tepatnya waktu SMA, saya punya teman dekat yang sangat hobi membaca cerita Wattpad. Sedangkan saya sedang mulai suka menulis. Alhasil, saya menulislah di Wattpad sekaligus eminta saran terhadap tulisan saya kepada teman saya itu. Hingga cukup lama. Entah bagaimana prosesnya, saya tidak lagi upload di Wattpad. Namun novel tersebut selesai saya tulis.

Kalau saya ingat-ingat, sepertinya karena saya tidak bisa mendapatkan feedback di Wattpad. Orang yang berkomentar hanya berhenti di Bab 1. Sisanya meminta dikunjungi balik. Jujur hal inilah yang membuat saya tidak nyaman. Cerita saya tidak benar-benar dibaca. Saya yakin itu. 

Kemudian saya mencoba bersahabat dengan Wattpad dan membaca beberapa cerita yang direkomendasikan teman saya. Ternyata asyik. Beda sekali dengan cerita saya. Saat itu saya mulai sadar alasan kenapa tidak ada pembaca di cerita saya. Dan berhentilah saya menulis di Wattpad.

Selesai membaca ceirta rekomendasi, saya scroll-scroll mencari cerita lain. Namun tidak ada yang menarik lagi. Kebanyakan cerita di Wattpad didominasi oleh fanfic dan melihat jumlah views nya. Gila! Saya merasa dipecundangi. Tulisan apik yang ditulis benar-benar oleh penulis kalah dengan cerita fanfic yang berangan-angan menjadi tokoh idola. 

Akhirnya sejak saat itu juga saya berhenti. Uninstall aplikasi. Ini hanya emosi pribadi saja, ya. Jangan ikut baper.


Tiga, Gramedia Writing Project (GWP)

Halaman Utama GWP
Halaman utama GWP

Tidak lama setelah mulai berhenti di Wattpad, saya mulai mengenal GWP. Di GWP, saya tidak mau mengulang kesalahan membuat cerita asal-asalan. Jadi, saya edit lagi cerita Spill The Beans saya yang sebelumnya terbit di Wattpad. Saya terbitkan di GWP sebanyak 3 bab. Menariknya, ada yang menanggapi dan saya tidak percaya kalau ada cukup banyak yang melihat (meski entah dibaca atau tidak). Padahal waktu itu, GWP masih sangat sedikit sekali penggunanya. 

Menariknya lagi, ceritamu bisa diterbitkan oleh Gramedia jika terpilih oleh editor. Namun tidak lama berselang, saya mulai off menulis. Masuk ke dunia perkuliahan yang berbeda bidang. Akhirnya berhenti menulis cukup lama.


Empat, Novelme

Kalau tidak salah namanya itu. Meski sebenarnya tidak sempat saya menulis karena hanya membuat akun untuk ikut lomba. Ya tahulah, saya tidak jadi menulis dan tidak jadi mengikuti lombanya tentu. Entah jangan tanyakan saya apa alasannya. Saya memang pemalas. Ups, saya keceplosan, malah dikasih tau.


Lima, Blogspot

Saya merintis blog di blogspot entah kapan tapi yang serius ya Pengalamanulis ini. Saya sudah mengenal Adsense. Saya sudah beberapa kali gagal membuat blog. Saya juga sudah gagal mengirim tulisan ke media. Saya juga gagal di banyak hal. Oke, ini cerita kegagalan saya. Hingga akhirnya saya memilih untuk jujur dan berbagi pengalaman saya di Pengalamanulis. 

Awalnya, sih, ya, coba-coba saja. Bahkan saya tinggal vakum. Update kalau ingat. Dan entah kenapa, pengunjung blog ini semakin banyak dan iklan saya tayang.

Hal ini sangat menyenangkan menurut saya. Apalagi melihat akun adsense yang bertambah meski hanya cukup untuk beli permen satu setelah sebulan. Namun semangat di dada terasa bergejolak. Bolehlah disebut liar dan jalang. Maaf, bukan sayanya, tapi semangatnya.


Sudahkah semua platform menulis saya ceritakan?

Belum. Sebenarnya ada beberapa lagi. Namun saya tidak tertarik untuk menceritakannya. Dan melihat  tulisan ini, sepertinya sudah cukup banyak. Jadi, saya putuskan untuk menyudahinya saja. Lain kali mungkin akan saya lanjutkan di postingan blog yang lain. Ah maksudnya di blog ini, tapi dalam postingan lain. Ya, saya tahu, saya yakin teman-teman paham. Hanya untuk basa basi dan memperpanjang closing saja.

Sekian, semoga bermanfaat.

Salam,

Yayan Deka