PADA WAKTUNYA

September 05, 2019

clock

Suatu saat, ada waktu yang bertanya mengapa ia disebut abadi. Mungkin karena mengalir begitu halusnya, atau barangkali karena tidak ada yang benar-benar paham dengannya. Kalau aku lebih suka menjejerkannya dengan perubahan. Perubahan yang sangat cepat, begitu cepat. Satu detik berlalu, satu detik yang baru datang dan begitu seterusnya hingga ada orang yang menyebutnya waktu.

Waktu tidak menyimpan sejarah. Waktu juga bukan pemecah masalah. Waktu hanya membersamai momen lalu menghilang dengannya. Jelas sekali, yang mengingat bukanlah waktu . Kau tau jawabannya.

Tidak semua waktu bisa digunakan untuk sesuatu. Ada yang sadar dengan kalimat tersebut? Kata semua menandakan bahwa orang juga setuju bahwa waktu bermakna jamak.

Maka hingga waktunya nanti, tempat takdir tertulis untuk kita, adalah satu demi satu waktu yang harus kita lewati sebelum mencapainya. Apakah itu adalah waktu yang masih kosong atau sudah terisi takdir tertentu. Sisanya terima dan berusaha.

Yayan Deka