ASING

Asing. Sering aku merasa begitu. Berdiri entah di mana, memikirkan entah apa, dan harus bagaimana selanjutnya. Aku hanya merasa ... asing. Seperti bukan tempatku saja. Namun kalau dipikirkan kembali, selama ini aku di sini, menjalani kehidupan sehari-hari hingga sebesar ini.

Yang membuatku sering merasa asing barangkali karena ketidakpekaanku terhadap keadaan. Atau barangkali memang aku yang tak hendak berdamai dengan keadaan. Aku yang memang lebih senang sendirian. Namun ... sekali lagi, benarkah aku memang senang?

Hal-hal itulah yang membawaku pada simpulan. Bahwa perasaan bertentangan lah yang membuatku terus terusan merasa asing, aneh, dan sulit untuk dijelaskan. Seperti aku ingin melakukan sesuatu, tapi setelah dipikir kembali lebih baik aku tidak melakukannya. Namun kenyataannya, aku melakukan itu, dan aku menyesal. Bertentangan!

Aku menamainya sebagai paradoks kehidupan. Aku belajar soal makna paradoks dan itulah yang aku pikirkan soal kehidupan. Penuh dengan paradoks bercabang. Dan hanya satu untuk melaluinya, tetaplah berjalan.

Yayan Deka