Aku. Pecundang tak tahu malu. Kalimatku yang kosong melayang-layang tertiup angin berdebu di padang gersang. Siapa hendak peduli? Siapa hendak peduli dengan pecundang yang menghilang di balik bayang-bayang kebahagiaan orang? Sementara dirinya hancur perlahan.
Pecundang tak seharusnya menilai keadaan atau melakukan manuver kejadian. Harusnya diam saja, apapun yang dikatakan tak ada guna. Guna bukan kata yang tersimpan di kepalanya. Yang ada hanya pecundang: aku yang menyedihkan.
Yayan Deka