[Tips Menulis Novel] Rahasia Menulis Novel Andrea Hirata

Januari 17, 2019
Saya mendapatkan pesan ini dari sebuah acara di METRO TV NEWS DOT COM saat ada bincang-bincang begitu. Yang diwawancarai, waktu itu, adalah penulis terkenal, Andrea Hirata. Saya simpan catatan ini sebagai bentuk bahan ajar (Wkwkwk, saya kok jadi inget kuliah, ya). Mohon maaf, saya akan tulis dengan Om Andre saja, ya. Agar lebih singkat dan tidak belibet.

rahasia-menulis-andrea-hirata

Kurang lebih, pada bulan Januari 2015 lalu, acara ini disiarkan. Saya akan bercerita keadaan pada 2015 lalu, ya. Om Andre sedang mengerjakan sebuah novel yang akan terbit di Jerman. Sedang, di Indonesia, Om Andre hendak menerbitkan novel ke-9 yang berjudul Ayah (Sekali lagi, itu keadaan pada 2015 lalu, ya).

Om Andre juga menyebutkan bahwa dalam menulis terdapat dua hal: sisi teknis dan sisi non teknis. Sisi teknis dapat dipelajari dengan mudah. Sementara sisi non teknis, yang sering dilupakan oleh penulis-penulis muda.

Sisi Teknis dalam Menulis

Sisi teknis adalah hal-hal yang menunjukkan metode atau sistem dalam menulis. Kalau saya sebutkan contohnya, ya, seperti serial Belajar Menulis Esai atau Belajar Menulis Cerpen yang saya ceritakan di postingan-postingan sebelumnya. Seperti unsur-unsur intrinsik dalam tulisan dan hal-hal teknis lainnya.

Sisi Non Teknis dalam Menulis

Sisi non teknis menurut Om Andre yang pertama adalah PASSION. Karena menulis itu membutuhkan endurance, gairah menulis harus benar-benar kuat. Buat menulis itu menjadi sebuah kebutuhan. Ciptakan kondisi kalau tidak menulis, rasanya seperti ada yang kurang. Begitu. Ada yang tidak lengkap jika tidak menulis.

Penulis yang Menginspirasi Andrea Hirata

Om Andre mengatakan banyak sekali penulis telah menginspirasi. Hal itu karena kebiasaan Om Andre yang suka membaca banyak buku. Sejak 9 tahun yang lalu (dihitung dari 2015, yai>), Om Andre bertekad menghabiskan paling tidak 3 novel setiap minggu. Novel apa saja, bahasa apa saja. Mulai dari bahasa Indonesia, Inggris, hingga Perancis.

Om Andre bingung untuk menentukan siapa yang menginspirasi, jadi harus dibreak down lagi kepada genre tulisan. Jika tulisan bernuansa budaya Indonesia misalnya, maka Om Andre mengatakan pak Ahmad Tohari penulis Ronggeng Dukuh Paruk sebagai gurunya. Atau bila menulis sedikit puitik, pak Prof. Sapardi Djoko Damono. Macam-macam. Banyak sekali.

Pesan Andrea Hirata untuk Bisa Menulis dengan Baik
  • Riset. Hal pertama yang paling penting adalah riset. Kebanyakan penulis muda menghabiskan waktu untuk menulis 90%, sedang 10% untuk riset. Om Andre bilang, cobalah dibalik, 10% untuk menulis dan 90% waktu untuk riset. Dengan begitu, tidak akan datang yang namanya writer's block atau semacamnya.

  • Jika kita habiskan 90% waktu untuk riset, tidak akan kita akan kebingungan untuk menulis karena memang kita sudah tahu apa yang hendak kita tulis. Begitulah. Seringkali kita memang tidak bisa melakukan atauberkata sesuatu karena kita tidak tahu tentang sesuatu itu.

  • Bahkan, Om Andre hanya menghabiskan waktu untuk menulis novel hanya dalam hitugan minggu saja. Novel Laskar Pelangi, misalnya, hanya ditulis dalam waktu 3 minggu saja. Sudah tahu apakesalahan kita sebagai penulis pemula? Ya. Saya sudah sadar, meski tetap sulit untuk dibenarkan, (wkwkwk).
Wah, begitulah kira-kira. Jadi dalam menulis kita perlu bekal teknis dan non teknis. Sementara dalam proses menulis sendiri, jangan terlalu fokus kepada menulisnya, tapi kita perlu melakukan riset yang matang. Selama riset kita mencukupi, maka tidak akan ada hambatan ataupun writer's block karena bekal kita menulis sudah cukup, didapatkan dari riset.

Saka kira segitu dulu, ya. Sudah panjang.
Salam,
Yayan Deka