[Motivasi Menulis] Yakin Tidak Mau Belajar Menulis?

Januari 19, 2019
Awalnya, saya juga tidak pernah tertarik dengan tulis-menulis. Semua ketertarikan bermula dari entah apa dan entah kapan tumbuh semakin besar dari waktu ke waktu. Saya tidak yakin, tapi kira-kira sebab hal yang akan diceritakanlah, saya merasa ketertarikan akan menulis sedikit bertambah.

motivasi

SATU. Menulis tidak menghabiskan banyak waktu.

Menulis bukanlah sebuah kegiatan yang menghabiskan banyak waktu. Setidaknya, begitulah menurut saya. Menulis itu sama sekali tidak mengganggu kegiatan utama selama kita menjalani hidup dan aktivitas sehari-hari. Misal saja, menulis bisa dilakukan sebelum atau sehabis tidur. Tidak perlu lama, cukup dalam hitungan menit saja.

Jangan sangkal. Jika memang kita sudah jatuh cinta pada menulis, kita akan sangat mudah menulis di mana saja di waktu luang yang mana saja. Itu adalah hal yang menyenangkan, mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat dan produktif.

DUA. Menulis adalah sampingan yang menghasilkan.

Masih berlanjut, selain tidak menghabiskan banyak waktu dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, menulis bisa jadi sampingan yang dapat menghasilkan uang tambahan. Jelas sekali, mulai dari menulis cerpen lalu dikirimkan ke media, menulis di website, menulis untuk orang lain (ghost writer), dan sebagainya.

Mungkin artikel selanjutnya, saya akan bercerita lebih lanjut mengenai apa-apa saja hal menguntungkan dan bisa menghasilkan uang melalui menulis.

TIGA. Menulis menghilangkan stress dan mengurangi beban pikiran.

Tidak perlu ditanya lagi. Memang rata-rata, orang yang menulis adalah seorang introvert yang jarang atau bisa dibilang sulit untuk sekadar bercerita dan curhat mengenai masalah pribadi. Menulis adalah teman yang sangat setia membersamai bagi orang-orang seperti itu. Termasuk saya sendiri merasakan hal ini.

Sering ketika sedang banyak pikiran, tulisan yang saya buat kadang di lain waktu saya baca, saya bisa merasakan dengan jelas bahwa ada perasaan yang tertanam di dalam tulisan itu. Entah itu hanya perasaan saya karena pernah mengalaminya entah lainnya, yang jelas, hati tertuang apa adanya dan kepala terasa lebih ringan saat selesai kita menuliskannya.

Adakah teman-teman yang setuju dengan saya?

EMPAT. Menulis memaksa kita berwawasan luas dan menyukai membaca.

Bagaimanapun, menulis akan membuat kita dengan senang hati mempelajari banyak hal. Entah benar atau tidak, tapi saya merasakan manfaat ini setelah mulai suka menulis. Minat membaca saya sedikit banyak meningkat dari sebelumnya.

Dan bagi saya, yang sebelumnya tidak menyukai membaca, bisa merasakan kenikmatan membaca entah kenapa. Saat membaca, apalagi adalah sebuah karya yang bagus, saya merasa termotivasi di dalam diri. Saya memandang bacaan saya dari segi penulis, saya juga ingin bisa menulis sebaik ini dan sebagainya. Hal inilah yang akhirnya membuat saya sering terkagum-kagum saat membaca, lalu sampai lupa waktu jika telah sampai pada perasaan semacam ini.

LIMA. Menulis membawa pikiran menjadi lebih kreatif.

Saya sebenarnya tidak merasa begitu, tapi saya rasa walaupun sedikit, hal itu adalah benar. Semakin banyak tulisan yang kita buat dan semakin banyak tulisan yang kita baca, maka akan semakin banyak kemungkinan-kemungkinan akan kisah-kisah atau ide-ide lain yang mempunyai sisi kebaruan untuk menjadi sesuatu yang menarik.

Bukan buntu karena semua ide sudah dituliskan, tapi justru akan banyak ide yang bermunculan jika kita semakin banyak membaca dan menulis. Percayalah. Jika memang tidak percaya, coba sajalah buktikan sendiri bahwa itu salah. Berani?

ENAM. Menulis memperbanyak kosakata dan memperbaiki cara bicara dan berpikir.

Belajar menulis adalah belajar memandang sesuatu dari banyak sudut pandang. Mengolahnya dalam pikir lalu menunjukkan mana yang kita ingin sampaikan dalam bentuk tulisan. Jelas, kita juga akan belajar merangkai kata agar mudah dipahami oleh semua orang dan tidak terkesan menggurui dan sebagainya.

Secara tidak langsung, selama kita menulis sebenarnya kita membaca juga. Atau bahasa lainnya kita menuliskan apa yang telah kita baca akan pikiran kita. Ah, sulit sekali menggambarkannya. Menulis dan membaca terjadi bersamaan saat kita menulis, begitulah maksud saya.

Jadi seperti membaca sungguhan, menulis juga akan membenarkan cara bicara kita. Meski hal ini sebenarnya tergantung jenis tulisan kita, ya. Namun saya pikir, ini tetap berpengaruh pada bicara kita entah apapun jenis tulisannya.

TUJUH. Menulis membuat diri tidak mudah kaget akan keadaan.

Menurut saya begitu. Kenapa? Karena menulis memaksa kita berpikir di luar perkiraan orang. Artinya kita selalu mencari banyak kemungkinan atas keadaan apa yang seharusnya terjadi dan akan membuat pembaca kita terkejut, terkesan, dan sebagainya.

Tidakkah teman-teman setuju? Jadi, saat kita mendapat masalah di dunia nyata kita, selah itu bukanlah masalah yang sangat berat. Kita cenderung bisa tenang menghadapinya. Bagaimana ya, mungkin agak sulit diterima, tapi saya yakin jika diresapi benar-benar, teman-teman pasti merasakannya juga.

DELAPAN. Menulis meningkatkan kemampuan analisis dan ketelitian.

Entah teman-teman setuju entah tidak, saya tetap mengatakan itu. Dalam menulis, apalagi menulis sesuatu yang panjang sampai puluhan halaman. Keterkaitan antar bagian menjadi sangat penting. Semuanya harus terkait dengan benar, tidak ada yang rancu. Kalau sampai rancu, tentu nantinya akan membuat pembaca kebingungan. Benar, kan?

SEMBILAN. Menulis meningkatkan daya ingat.

Masih berhubungan dengan sebelumnya, selain meningkatkan analisis juga meningkatkan daya ingat. Seringkali kita tidak menulis dalam satu dua hari saja, tapi sampai sekian hari, minggu, bulan atau bahkan ada yang sampai tahunan. Ingatan kita akan tulisan menjadi sangat penting untuk bisa terus meneruskan tulisan tanpa harus membaca lagi dan lagi. Iya, kan?

SEPULUH. Menulis melatih kejujuran.

Jangan tolak, ayolah. Tanpa disadari pun, di dalam tulisan terselip perasaan yang kita punya. Entah itu atas pengalaman atau harapan dan sebagainya. Dan jika sudah sadar akan hal itu, menulis adalah bentuk pelatihan kejujuran dan usaha mengerti hati dan apa yang kita rasakan.

SEBELAS. Masih banyak lagi, lanjut bagian 2 nantinya, ya.

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya bagikan setelah mulai belajar menulis. Namun berhubung sudah cukup banyak, tulisan ini, saya akan sudahi dulu sampai di sini. Sayang jika sudah ditulis panjang-panjang hanya dilihat selintas saja. Sedih sekali rasanya jika begitu.

Kalau begitu, sekian. Semoga bermanfaat.
Salam,
Yayan Deka