[Menulis Cerpen] Writer's Block, Hanya Mitos?

Januari 09, 2019
menulis cerpen 10
Original Image: Pixabay

Keadaan saat tiba-tiba otak stuck, imajinasi buyar, kata-kata lari satu demi satu dari pikiran, dan hanya menyisakan kebingungan yang membuat kita tidak bisa menuliskan apa-apa. Kata orang begitu kira-kira definisi dari Writer's Block. Namun benarkah begitu? Yakinkah bahwa keadaan demikian memang benar-benar datang pada kita? Maka dari itu, kita harus paham terlebih dahulu apa itu Writer's Block, bagaimana mengatasinya, dan bagaimana mereka datang.

Jadi, apa sebenarnya Writer's Block?

Dari arti katanya sendiri pasti sudah bisa kita pahami ya artinya, adalah sesuatu yang membuat seorang penulis atau orang yang mencoba belajar untuk menulis menjadi terhenti dan bungung dengan apa yang harus dia tulis. Meskipun ingin, tetapi hanya bisa menatap layar laptop atau selembar kertas tanpa menuliskan apa-apa. Kata orang, Ilham tidak datang-datang.

Apa yang sebenarnya terjadi pada keadaan Writer's Block?

Sebenarnya, untuk mengetahui apa yang terjadi, terlebih dahulu kita harus tahu penyebabnya. Dalam arti lain, karena penyebab 'itulah' Writer's Block datang. Sehingga untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini, kita harus hentikan atau atasi dulu penyebab-penyebabnya. Tentu tiap orang akan memiliki pemicu yang berbeda, tetapi secara garis besar bisa dibagi menjadi berikut. Penjelasan di bawah juga disertai dengan cara mengatasi.

SATU, belum memiliki tema untuk ditulis.

Padahal tema adalah dasar utama dari sebuah tulisan. Jika yang mau kita tulis saja belum tahu, bagaimana mungkin kita bisa menulis? Kalau ini yang jadi masalah, tentu kita kembalikan pada diri kita, apa yang membuat kita ingin menulis, padahal belum tahu hendak menulis apa, tidakkah lucu?

Atau barangkali kita sedang ingin mengikuti suatu lomba  dengan tema yang sudah ditentukan tapi belum tahu sub tema yang akan kita ambil? Kalau hal ini, maka penyelesaiannya dengan beberapa cara, diantaranya membaca--berliterasi dengan bahasan yang serumpun dengan tema tulisan.

Kenapa perlu berliterasi? Jika sudah ada tema tapi masih belum tahu hendak menulis apa, pastilah itu karena kita belum paham dengan seluk beluk dari tema yang diinginkan. Maka mempelajari sebanyak-bayaknya sesuatu yang berhubungan dengan tema akan memberikan kita pengetahuan sekaligus ide selagi kita mencari tahu.

Selain berliterasi, kita bisa melihat langsung apa yang ada di kehidupan. Hampir semua tema yang ada adalah aplikasi dari kehidupan. Jadi literasi terbaik juga dari kehidupan di lingkungan sekitar. Coba saja pikirkan apa yang biasanya terjadi di lingkungan berhubungan dengan tema itu. Sudah ketemu bukan?
Lingkungan adalah sumber pengalaman juga sumber pengetahuan terapan yang kaya.
Kalau kedua hal di atas masih belum memberi penerangan, cobalah mengistirahatkan otak kita sejenak. Jangan terlalu memaksakan untuk mencari ide cemerlang. Jangan! Hal itu hanya akan membuat imajinasi kita terkekang dan terbebani dengan keinginan kita untuk mendapatkan ide yang menarik dan cemerlang. Masih belum juga? Coba baca artikel saya sebelumnya di sini: mencari ide menarik.

DUA, kebanyakan ide sehingga sulit untuk menentukan mana yang harus ditulis.

Hebat sekali ya? Seseorang tidak bisa menulis apapun karena tidak tahu hendak menulis apa. Namun ada juga lho yang kesulitan menulis karena terlalu banyak yang ingin ditulis atau menentukan mana yang terbaik untuk ditulis. Keadaan ini bisa dicabangkan menjadi dua, pertama jika terjadi di awal artinya belum menulis apapun; kedua, jika terjadi di tengah-tengah perjalanan kita menulis. Bagaimana mengatasinya?

Jika yang terjadi adalah kejadian pertama, mudah. Tidak perlu pusing-pusing, tulis saja semuanya secara kasar. Atau buat saja alur-alurnya dulu setiap ide. Bingung membuat kerangka dan alurnya? Cobalah baca artikel saya sebelumnya "Membuat Kerangka" dan "Alur Menarik"

Biasanya jika memiliki beberapa ide dalam waktu yang sama, secara garis besar memiliki alur yang tidak jauh beda juga. Cobalah perhatikan beberapa ide yang sudah dituliskan. Bacalah baik-baik, bandingkan, dan pilih mana yang mau ditulis. Jika masih belum bisa membandingkan mana yang mau dipilih, maka tulislah saja semua ide itu.
Semakin banyak menulis artinya semakin banyak latihan dan akan membuat tulisan kita semakin berkembang. Itu adalah proses yang baik untuk belajar menulis.
Kemudian jika yang terjadi adalah keadaan kedua, maka biasanya terjadi karena kita menulis dengan jangka waktu yang terlalu lama, atau membaca secara berkala tulisan-tulisan kita sebelum selesai, atau tidak memakai kerangka atau garis besar alur-alur sebelum menulis, atau karena sesuatu yang lain.

Memang menulis jangka panjang sangatlah sulit untuk mempertahankan keistiqomahannya. Apalagi jika kita mencoba untuk menuliskan novel. Tidak mungkin juga akan selesai dalam beberapa hari saja. Maka dari itu, kerangka dan garis besar alur cerita harus dibuat di awal sebagai panduan dan agar cerita yang dibuat tidak melenceng.

Selain itu, jangan terlalu sering membaca tulisan yang belum selesai kita tuliskan. Hal ini akan mengekang kita sebagai kreator karena jika kita sering membaca cerita belum jadi, secara otomatis kita akan berpikir baik buruk dan segala sesuatu tentang tulisan kita.

Akibatnya, ide awal yang ingin kita tuliskan sering menjadi melenceng. Padahal tulisan yang baik adalah tulisan yang selesai. Percuma jika kita mencoba untuk membuat tulisan yang sempurna tapi tidak selesai-selesai. Kapan kita bisa belajar yang lain jika satu tulisan saja tidak selesai selesai? Coba kita pikirkan bersama.

Itulah gunanya kerangka yang kita buat di awal.

TIGA, jarang menulis.

  • Tidak bisa dipungkiri, bahwa untuk bisa lancar menulis, kita harus sering menulis. 
  • Untuk bisa sering menulis, kita harus punya motivasi dan pengetahuan ditambah dengan imajinasi dan sikap kritis terhadap apa yang ada di lingkungan kita. 
  • Dan untuk bisa berpengetahuan dan peka masalah sekitar, kita perlu belajar dan memperbanyak ilmu.
  • Untuk dapat banyak ilmu, ya belajar dari sumber ilmu, jendela ilmu, orang-orang berilmu, pun pengalaman jangan lupa. 
  • Untuk bisa belajar demikian, kita harus suka membaca, suka untuk mempelajari hal baru, tidak gampang menyerah. 
  • Untuk terus belajar dan tidak menyerah, kita perlu motivasi yang kuat, keinginan yang tidak kalah dengan godaan malas. Maka kita harus gali dulu tentang diri kita sendiri, apa yang kita ingin, apa yang harus diperbuat untuk keinginan kita, bagaimana caranya,begitu kira-kira.

Wah, panjang ya ternyata.
Memang belajar menulis itu seperti belajar memasak. Masakan pertama memang mengikuti resep, tapi lama-lama kita bisa merasakan sendiri takaran yang pas untuk rasa tertentu dan dari saran orang lain, kita bisa tahu bahwa makanan kurang asin misal, kurang manis, atau terlalu banyak garam, dan sebagainya. Semakin sering memasak dan berbeda-beda macam masakan yang kita buat, pengetahuan dan kemampuan memasak menjadi semakin bertambah. 
Maka begitu pula menulis. Ada banyak jenis tulisan yang bisa kita buat. Ada banyak cara. Ada banyak tips-tips. Temukan tips kita sendiri, maka saat itulah kita memiliki gelar "penulis" yang sesungguhnya.

Begitulah kira-kira.

Jadi, benarkah Writer's Block itu ada atau hanya mitos belaka? Kita sendiri yang menentukan. Apakah kita masih kesulitan untuk menulis atau hanya alasan saja karena sebenarnya kita tidak tahu penyebab-penyebab dari 'kenapa kita tidak bisa menulis'?

Sekian dari saya. Untuk tips-tips lain dari saya, silahkan ubek-ubek artikel saya yang lain. Jangan sungkan untuk bertanya. Semoga apa yang saya bagikan dari pengalaman saya ini bisa bermanfaat. Apabila ada kekurangan silahkan ditambahkan, sehingga bisa saling melengkapi. Kalau ada salah kata atau menyinggung juga saya mohon maaf.

Salam,
Admin kyd.