[Belajar Nulis Novel] Penting Sebelum Menulis Novel

Januari 21, 2019
Sebelum memulainya, harap diperhatikan terlebih dahulu, ya. Bahwa saya bukan memberikan tutorial atau semacamnya. Saya benar-benar hanya menulis yang saya rasakan. Sampai sekarang, saya juga masih belajar. Jadi, kurang lebih, menulis di sini adalah salah satu bentuk belajar yang saya lakukan. Begitu? Oke, terimakasih atas pengertiannya. Jadi apa sih hal-hal penting yang harus diperhatikan sebelum menulis novel? Simak sampai habis artikel ini, ya.
novel

Hal penting yang menurut saya harus dipersiapkan baik-baik sebelum menulis novel adalah:

KUATKAN NIAT UNTUK MENULIS NOVEL SAMPAI SELESAI


Sungguh hal ini bukan sekadar niat yang terucap, "Ih, aku pengen bikin novel," tapi yang benar-benar mantap terpatri di hati dan tentunya dipersiapkan dengan pembuktian dalam perbuatan. Menulis novel berbeda dengan menulis puisi, cerpen, atau artikel yang dikategorikan sebagai tulisan yang pendek. Novel panjang dan lebih rumit!

Menulis novel itu perlu komitmen jangka panjang. Pegang baik-baik pemikiran bahwa tujuan dari menulis novel adalah "SELESAI". Jadi jangan kebanyakan dibaca ulang atau mikir jelek banget dan gak bakal ada yang mau baca. Jangan! Nanti ujung-ujungnya malah gak bakal selesai novel yang kita tulis. Kalo sudah selesai ditulis, nanti akan ada banyak waktu untuk membaca ulang dan memperbaiki ceritanya. Yang penting selesai dulu aja!

HIMPUN MOTIVASI UNTUK MENULIS, TERUTAMA JANGKA PANJANG


Motivasi yang kuat bisa dikatakan juga sebagai niat. Karena kurang lebih fungsinya sama, untuk memacu tetap menulis jika ada hal-hal yang mengganggu. Menulis novel membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sebab penceritaannya juga lebih mendetail ketimbang tulisan fiksi yang lain.

Sumber motivasi adalah hasrat yang kuat di dalam diri. Hasrat itu bisa muncul karena memang keinginan atau faktor dari luar. Kalau dari luar, biasanya saya terpengaruh oleh hal-hal seperti hadiah perlombaan, tantangan, hingga permintaan atau hanya penasaran rasanya menerbitkan novel (meski pada akhirnya, saya takut sendiri untuk mengirim ke penerbit atau menerbitkannya. Akhirnya hanya jadi simpanan saja.).

Hadiah yang diberikan pada juara lomba menulis novel tidak tanggung-tanggung, lho. Seringkali ini membuat semangat muncul lagi saat mulai malas. Atau kalau tidak hadiahnya pun, bisa sebuah sertifikat penghargaannya atau trofinya atau ah... rasa-rasanya mendapatkan penghargaan semacam itu adalah hal yang sangat membahagiakan sekaligus membanggakan, bukan?

Kalau saya, belum pernah ikut perlombaan menulis novel. Selalu saja novel saya tidak selesai tepat waktu. Entah itu karena tiba-tiba lupa dengan menulis novel tersebut karena sibuk hal lain yang mendesak dan sebagainya. Intinya, saya juga bukan orang rajin atau disiplin. Saya menulis kalau mood saja, kalau hati saya mau, kalau motivasi cukup, dan tentu kalau-kalau yang lain (wkwkwk). Terjawab sudah, bukan, kenapa saya menolak memberi tutorial atau sebagainya. Karena saya sangatlah belum pantas melakukannya. Sebab lain akan saya ceritakan di lain kesempatan.

JANGAN TERLALU SEMANGAT, TAPI LAMA-LAMA LOYO 


Manusia itu baik anak-anak, remaja, dewasa, hingga tua punya yang namanya naik-turun kehidupan (wkwkwk, apaansih.) Maksudnya, untuk ukuran menulis novel, tolong simpanlah baik-baik semangatnya. Jangan terlalu boros di awal lalu kehilangan semangat sampai di pertengahan atau bahkan pada paragraf puluhan. Kemudian tepuk jidat, tinggal ngopi, lalu tidur. Nggak kelar-kelar tuh novel.

Sebenarnya saya sendiri yang biasanya begini, terlalu semangat di awal lalu mulai loyo sampai belakang. Akhirnya kelewat deadline. Yasudah.

Cobalah untuk tetap mengingat semangat kita seperti awal mula menulis. Sehingga akan lebih baik jika semangat itu terus berkobar sampai novel selesai. Jelas saya akan kasih empat jempol, dan bilang, "Mantaaappppp!"

Atau mau seperti saya? Nikmati saja semangat yang sebentar itu. Sampai puas. Kalau perlu, begadang sampai pagi kalau memang sedang semangat-semangatnya (wkwkwk). Hal ini cukup berguna juga, karena kita bisa menulis dengan cepat dan dapat lebih banyak. Karena tujuan menulis novel adalah selesai.

Tulisan kalau tidak selesai, walaupun bagus sekali ceritanya, ya buat apa? Belum jadi tulisan. Iya, kan? Seseorang pernah berkata demikian pada saya.

RISET BAHAN CERITA AGAR SAAT DUDUK SUDAH TAU MAU MENULIS APA


Seperti kata Om Andrea Hirata, gunakan 90% waktu untuk riset dan 10% saja untuk menulis. Riset cerita memang sangat penting. Semakin banyak referensi yang kita baca soal permasalahan yang hendak kita tulis, semakin nyata dan rasional nantinya tulisan kita tentang masalah tersebut.

Riset juga menunjukkan keseriusan kita dalam menulis novel. Apapun genre tulisannya, riset sangatlah penting. Semakin rasional tulisan kita, semakinmudah pembaca menerapkan dan melakukan komparasi dalam kehidupannya. Semakin banyak pula kesempatan novel kita disukai orang. Saya bilang begini dari sudut pandang orang biasa yang belum pernah menerbitkan novel. Sudut pandang saya. Saya. Wkwkwk, jangan salah paham.

SUASANA YANG NYAMAN UNTUK MENULIS DAN HINDARI GANGGUAN


Suasana yang dimaksud adalah hati, pikiran, tempat, dan waktu. Menurut saya, empat hal tersebut penting. Banyak penulis yang misal hendak menulis novel, pergi ke suatu tempat atau ke tempat setting di novelnya sampai novel itu selesai ditulis. Begitu. Jadi memang sudah dia targetkan tempat dan waktunya.

Jadi, cobalah persiapkan jadwal-jadwal kegiatan ke depan. Mulailah rangkai waktu, kira-kira kapan, yah, saya bisa menulis atau tidak bisa. Kapan saya sebaiknya menulis kalau sedang banyak kegiatan dan kira-kira waktu itu tidak akan diisi dengan rasa capai saya akibat kegiatan atau malas karena masih ada yang harus dilakukan. Begitu-begituh. Coba buat reng-rengan, wkwkwk.

BUAT DEADLINE HARUS SELESAI MENULIS KAPAN, MISAL PER BAB/CHAPTER/BAGIAN


Kalau saya, deadline adalah hal penting yang membuat saya jadi rajin untuk melakukan sesuatu. Kalau misal kita memang suka malas dan mepet deadline dalam mengerjakan sesuatu. Buatlah deadline yang jauh-jauh dari deadline aslinya. (Walaupun memang sulit, sih, kalau sudah terlanjur tahu deadline asilnya--misal untuk lomba).

Yah, cobalah buat deadline. Seringkali saya buat deadline begini, "Kalau memang saya tidak bisa menyelesaikannya tepat waktu (saat coba ikut lomba), setidaknya saya bisa menyelesaikan novel ini."

Ini kalimat ngeles saya, "Deadline tidak selalu berbentuk tanggal bagi saya. Namun sebutan untuk menyelesaikan sesuatu juga deadline bagi saya."

SAYA TUNGGU NOVEL PERTAMA ANDA!

writing books



Sudahlah... sudah banyak ternyata. Saya tulis itu dulu tentang cerita saya dalam belajar menulis novel. Jangan tanyakan saya sudah menulis novel berapa banyak. Jangan tanyakan juga, karena sudah saya ceritakan, saya belum menerbitkan novel. Tulisan saya jelek, saya takut ditolak, takut nerbitin juga. Ingat kalaupun misal berhasil diterbitkan, ternyata peminatnya sedikit, lalu berserakanlah buku saya itu di tukang loak. Tidaaaaakkk! Buku itu diobral dengan harga murah. Belum lagi disimpan dengan semena-mena. Sakit sekali rasanya. Berapa besar perjuangan dalam menuliskannya.

Terkesan hanya ngeles? Memang (wkwkwk). Sudah, ya. Semoga bermanfaat. Maaf karena tulisan saya banyak curhatnya. Karena, kan, memang blog ini dibuat juga untuk sambil curhat (wkwkwk).

Salam hangat,
Admin kyd.