[Belajar Menulis Esai] 4. Tahap Penulisan Esai

Januari 16, 2019
Tahap penulisan esai bukan sesuatu yang bisa saya ceritakan. Melainkan sesuatu yang memang harus dilakukan. Sehingga dalam beberapa paragraf ke bawah, mungkin akan ada bagian pengulangan dari cerita saya sebelumnya.

esai

Bagaimana cara menulis esai setelah membuat kerangka?

Sebenarnya, cerita saya sudahlah berakhir sampai di cara membuat kerangka esai. Kenapa? Sebab tahap ini, penulisan, tinggal dimulai saja. Sudah ada kerangka, sudah ada referensi, sudah ada gambaran tema-subtema yang akan diangkat tentunya. Maka yang harus dilakukan adalah ...

  1. Menuliskannya dengan cepat, jangan pedulikan yang lain. Menulis cepat tidak saya artikan dengan cara mengetik atau menulis yang sangat cepat dengan gerakan tangan. Melainkan waktu secara keseluruhan untuk menulis esai.

    Maksudnya bagaimana?
    Maksudnya, Tahap demi tahap telah dilewati, mulai dari mencari referensi sekaligusmembacanya singkat atau boleh juga dibaca semuanya, hingga membuat kerangka. Tahap menulis lakukan saja dengan fokus, yaitu menulis. Jangan lakukan hal lain seperti membaca atau memikirkan ulang kerangka. Sudah bukan waktunya.

  2. Hindari banyak berpikir. Fokus saja pada menulis. Banya berpikir ini itu hanya akan menghambat dan menghabiskan banyak waktu. Akibatnya, esai tidak akan selesai-selesai, dan barangkali malah akan mengakibatkan kita lupa dengan hasil membaca referensi sebelumnya. Semakin sulit nanti untuk bisa cepat selesai.

  3. Lompati bagian yang lupa, tuliskan intinya. Hal ini agar proses menulis cepat selesai. Jangan menyangkal. Apalagi untuk tema yang baru saja dipelajari, pasti lupa akan datang dengan cepat. Jika kita menuliskan semuanya secara sempurna dalam sekali tulis, malah nantinya akan jadi lama.

    Saya berikan contoh. Saya ingin mengutip pernyataan seseorang tentang hasil penelitiannya, tapi saya lupa, baik namanya ataupun penjelasan lengkapnya. Saya tidak akan membuka referensi tersebut, tapi akan saya lanjutkan menulis. Pada bagian itu, saya hanya akan menuliskan penjelasan singkat apa yang ingin saya tuliskan di bagian itu. Di paragraf itu. Di situ. Iya. Bukan di hatimu, ya. Wkwkwkwk

  4. Berhenti dulu sebelum menuliskan simpulan/penutup. Saya biasanya begini: kembali ke awal, lalu saya mencari bagian-bagian yang belum saya tuliskan atau yang tadi hanya saya tuliskan apa yang ingin saya tuliskan di situ. Sudah berhubungan kenapa saya mengatakan 'itu' di tahap sebelumnya?

    Saya lengkapi semua yang bolong-bolong itu.

  5. Tulis semua referensi yang diambil. Karena sebelumnya adalah melengkapi bagian yang bolong-bolong karena lupa detail referensi, langsung saja tuliskan semua referensi, melompati bagian simpulan/penutup.

  6. Tuliskan simpulan/penutup secara singat. Simpulan bukan rangkuman, jadi tulis sesingkat dan sepadatnya dan seperlunya saja, ya, untuk menjawab rumusan masalah. Kalau sampai lupa tentang pembahasan yang ditulis, bolehlah membaca lagi.

  7. Baca ulang semua yang sudah ditulis. Silahkan perbaiki esai yang baru saja ditulis, bisa mulai dari membenarkan ejaan. Pedoman bisa buka PUEBI, ya. Kalau tidak ada bukunya, bisa coba cari di internet. Nanti, mungkin di postingan akan datang, saya akan coba carikan dan bagikan.

Apakah perlu melakukan pengendapan tulisan?

Kalau saya, sih, jika memang waktu deadline masih lama, saya akan rekomendasikan untuk diendapkan lebih dulu. Manfaat pengendapan bagi tulisan, menurut saya, masihlah sangat berguna untuk memperbaiki tulisan menjadi lebih baik lagi. Jadi, terserah mau melakukan pengendapan atau tidak. Yang jelas, esai sudah siap. Selamat.

Kali ini saya cukupkan sampai di sini. Maaf tidak bisa membuat artikel yang lebih panjang. Saya sendiri bingung sebenarnya harus menuliskan apa di bagian ini. Jadi, begitulah saja. Selamat membaca, semangat belajar, semangat terus pada setiap kegiatan.

Salam,
Admin kyd.