[Menulis Cerpen] Memulai Menulis dari Mana?

Desember 30, 2018
menulis cerpen 3
Original Image: Pixabay
"Tidak akan jadi apa ketika hanya bertanya bagaimana dan tidak kunjung memulainya."

Memulai adalah tindakan pertama yang harus dilakukan dalam menulis. Percuma jika imajinasi sudah liar dan banyak kisah yang dibayangkan. Namun hanya terkurung di dalam otak saja, tertimbun oleh imajinasi yang lain, dan akhirnya terlupa. 

Sayang sekali bukan? Atau mungkin hasrat sudah begitu kuat untuk menulis, tapi tidak tahu caranya. Nah, untuk yang ini, silahkan baca tulisan saya. siapa tahu bisa membantu. Mari kita belajar bersama.

Darimana untuk memulai menulis?

Dari hati.
Benar. Mulailah dari hati. sudah membaca postingan saya sebelumnya kan tentang menentukan tema? Kalau belum, silahkan baca dulu : Mencari dan Memilih Tema Cerpen
Di postingan tersebut, saya telah jelaskan bagaimana menentukan tema tulisan kita. sudah jelas kan? Atau masih ada pertanyaan? sebaiknya baca ini dulu ya.

Kenapa dari hati?

Mudah. Pernahkah kita merasa bahwa dalam keadaan bibir diam, tapi kita berbicara dalam hati? Atau kalimat lainnya, pernahkan hati kita berbicara sendiri? Pernahkah kita penasaran tentang hal itu? Tidak perlu terlalu penasaran. Memang begitu adanya. Tinggal kita nikmati saja.

Awali dengan merasakannya, kemudian jika sudah terlewat, cobalah mengingatnya dan rasakan lagi. Sudah. Itulah bekal kita dalam menulis. Simpel bukan? sangat.

Bagaimana bisa hanya dengan ucapan dalam hati bisa menulis?

Saya rasa, yang membaca ini, semua bisa menulis. Bahkan sejak dari sekolah Dasar, iya kan? Kenapa masih bertanya lagi caranya menulis? Kita hanya perlu mentransformasikan kalimat-kalimat yang diucapkan hati kita saat berimajinasi menjadi bentuk tulisan. 

Misal saat kita sedang merasa sedih (ingat materi memilih tema), hati kita bicara, "Kenapa Tuhan? engkau berikan cobaan ini? Aku ragu aku akan kuat menjalaninya. Tapi aku percaya yang engkau berikan pasti kuat untuk aku jalani. Maka, tolong kuatkanlah hambaMu ini agar kuat dalam menjalaninya."

Sudah. Itu saja. Tuliskan apa yang hati kita bisikkan.  Jangan pikir apapun. Tuangkan saja apa adanya. Dan hindari untuk membacanya sebelum selesai ditulis. Intinya dari permulaan menulis adalah fokus pada menulis tanpa memperhatikan tentang bagus tidak, sesuai ejaan atau tidak, ataupun nyambung atau tidak.

Hal-hal semacam itu buanglah lebih dulu. Kalau perlu, tutuplah buku, layar laptop, atau layar hp-kita. Maka kita akan lebih fokus pada tulisan yang dibisikkan hati kita. Kemudian alasan-alasan seperti "writer's block" akan menghilang karena kita fokus pada aliran imajinasi yang kita yakini (ingat materi sebelumnya tentang tema) tidak akan habis. Percayalah pada diri kita.

Masih sulit karena yang ada baru gambaran cerita secara kasar, bagaimana caranya?

Tuliskan saja. Kalaupun itu baru "seorang pria yang menyukai teman perempuannya sejak sMP tapi tidak berani mengutarakannya hingga ia menjadi sarjana," tidak masalah. Karena yang paling kita butuhkan untuk menulis adalah pancingan kalimat pertama. 

Jangan bingungkan alur dan sebagainya. Intinya berilah otakmu pancingan dengan sebuah kalimat dari imajinasi yang kita bayangkan. Nantinya, kalau imajinasi kita sudah terfasilitasi dengan kalimat pertama itu, akan muncul kalimat-kalimat lain yang mendukung. Jelas?

Jangan "saklek" juga ya. Maksudnya jika tiba-tiba kita ingin mengubah sedikit cerita di bagian tertentu, ubahlah. Tidak perlu terlalu kaku. Kalau sulit, tulis saja dulu di bagian akhir cerita yang kita buat.

Intinya apa?


Kita harus bisa merekam apapun yang sedang kita bayangkan dalam imajinasi otak kita, sesuaikan dengan perasaan yang kita rasa, dan tuangkan sejujur-jujurnya dalam bentuk tulisan tanpa mengkhawatirkan hal-hal lain selain menuangkannya. Mudah kan?

Sebaiknya ingat selalu konsep-konsep seperti ini. Karena konsep-konsep dasar semacam ini akan sangat membantu kita dalam menulis nantinya. Pun akan sedikit demi sedikit mengubah kepribadian kita menjadi lebih jujur dan berani tentang perasaan kita: marah, sedih, kecewa, dan lain sebagainya.

Namun saya tidak memaksakan tentang pemahaman saya ini. Yang saya bagikan hanya pengalaman yang saya rasakan. Kalau ada pendapat lain yang berbeda, atau ada yang tidak setuju mengenai tulisan saya ini, tidak masalah. Tidak perlu diperdebatkan.

Konsep menulis itu akan berbeda-beda pada setiap orang. Carilah cara menulis kita sendiri. Kalau masih dalam pencarian bagaimana cara menulis kita, jangan ragu-ragu untuk menggunakan cara yang sama yang dipakai teman, sahabat, penulis profesional, ataupun saya ini.

Bagaimana? sudah tertuang dalam tulisan yang ada di dalam imajinasi? sudah terbentuk sebuah naskah cerita? sebuah cerpen-kah? Puisi-kah? Novelet-kah? Flash fiction-kah? Atau novel-kah? selamat. Anda bersahasil.

Untuk kritik dan saran mengenai tulisan saya ini, silahkan goretkan di kolom komentar apa yang membisik dari hati setelah membaca postingan ini. seperti biasa, jika ada yang ingin bertanya tentang suatu bahasan, katakan saja. saya akan usahakan untuk membalasnya. Kalau masih kurang, saya akan membuat bahasan itu dalam sebuah postingan. sekian dari saya.

Salam,
Y.D.Krisdiantoro