[Cermin] Ssttt! Baca saja, Jangan Sebarkan!

Januari 30, 2017
"Dari Siul Jadi Sial"
Oleh: Yayan Deka

Hussss! Perhatikan ini sebentar. Kemarin, Sinyo udah aku bilangin. Eh, dia malah nantang. Dasar itu anak. Mampus! Kena sendiri kan sialnya.

Kemarin aku cerita ke Sinyo, tentang sebuah dongeng dari desaku. Nggak begitu nakutin, cuma tentang siul. Mana coba seremnya?

"Kamu jangan nekat-nekat deh! Jangan berani coba-coba kalo takut!" Aku sudah memperingatkannya.

"Allllaaa... siapa takut? Masa gitu aja kamu takut. Itu kan cuma dongeng. Nih ya, aku siul."

"Aku sih bukannya takut, tapi mawas diri. Percaya gituan kan nggak boleh. Kamu ati-ati aja ya. Ini udah maghrib. Sholat aja yuk cepet, terus pulang sana jangan kemaleman." Balasku tidak peduli dengan kelakuannya.

Sebenarnya, aku juga tidak yakin jika siul di waktu tanggung bener bakalan manggil setan. Lagian, setan nggak usah dipanggil juga selalu ada di dekat kita.

Tapi cerita Sinyo pagi ini buat aku ngakak. Dia cerita, semaleman dia nggak bisa tidur nyenyak mikirin kata-kataku. Dia merasa ada yang memperhatikan dia--Duh anak ini, kan kita memang selalu diawasi.

Sebenarnya, dia juga nggak mau percaya sama ceritaku. Tapi, pikirannya selalu tertuju pada dongeng yang aku ceritakan. Ribet deh jelasinnya, yang jelas dia kepikiran terus dongeng itu.

"Sial! Bukan dongengnya yang jadi nyata! Aku malah dibikin ketar-ketir gak jelas gini." Keluhnya mendekatiku. Aku cuma mengernyit sembari senyum simpul, "kenapa kamu?"

"Hahaha.... Parah! Beneran tuh kamu sampe kayak gitu?" Aku nggak percaya setelah mendengar ceritanya yang penuh emosi.

"Nggak usah ngeledek! Jitak nih!" Dia melotot.

"Silahkan aja kalo mau jitak. Nih." Aku terusin ketawa sambil mandang dia, bayangin.

Nih, kamu ikut bayangin! Masa dia nggak tidur-tidur sampe jam satu pagi. Nggak lucu ya?

Eitts, bukan itu.
Akhirnya, dia berhasil tidur masih dengan memikirkan dongeng itu.

Nyawa masih setengah kayaknya, dia tiba-tiba merasa sesak napas. Matanya sudah dibuka, tapi tetep aja gelap. Duh kenapa? Ini pasti setannya!

Dia teriak sambil nangis, "Ibuuuu...! Aku nggak mau mati! Tolongin... huhuhu..."

Waktu itu hening, membuat dia makin merinding. Dia terus-terusan teriak. Hingga suara "kreket" terdengar.

"Bu? Ibu?" Dia makin dag dig dug jantungnya. Cenud! Cenud! Cenud!

"HEH! SINYO! Makanya kalo tidur itu lampu sekalian dimatiin! Biar bangun gelap nggak kaget! Cuma mati lampu kok sampe nangis-nangis gitu! Katanya anak cowo. Masih ngantuk nih ibu. Udah tidur lagi, nih senter. Masih setengah dua juga."

Hahaha! Aku nggak habis pikir, gegara pikirannya yang takut didatengi setan sampe segitunya.

"Udah! Pokoknya jangan cerita dongeng-dongeng lagi ke aku! Cuma jadi sial! Masa gara-gara siul sekali..."

"Oke oke! Eh, tapi itu perlu dicoba lagi. Kamu siul lagi. Kali aja besok kamu dapat kue ultah. Hahaha!"

Dia pura-pura nggak peduli.

Ampun dah! Cuma gara-gara siul. Eh, coba kamu siul. Ini kan udah tanggung. Mungkin setannya nggak suka sama Sinyo, sukanya sama kamu. Kan, setan juga punya selera.